Sabtu, 22 Oktober 2011

Enam Pilar Sukses Menjadi Guru

Apakah anda kenal seseorang yang lebih mulia dari orang yang membangun dan membina jiwa dan akal dan apakah engkau kenal dengan sosok yang bergelar “ Pahlawan tanpa jasa? Siapaka Dia ? Dialah Guru, dengan pena Dia ajari para generasi bangsa ini dan dengan pena pulalah dia cetak generasi yang berakhlak dan berpengetahuan. Dia keluarkan akal ini dari kegelapan dan Dia membawanya menuju jalan yang terang-menderang .

Pepatah berkata:
“Apabila Guru tidak adil, akan sedikt mengalir roh keadilan ditengah para generasi”
“Jika Guru berbuat salah, sedikitpun, maka akan lahirlah siswa-siswa yang lebih buruk darinya”

Guru menyusuri jalan, menanam pohon dan mendidik generasi baru, ditangannyalah baik dan buruknya suatu bangsa. Sebagai seorang guru, hendaknya memiliki enam sifat yang harus dimiliki. Keenam sifat ini ibaratkan teman dan bekal dalam perjalanan.


Pertama, Semangat yang terkontol.Guru mesti menjadi orang yang ulet dan bertekat kuat, sebab tekat yang kuat merupakan kunci atau senjata untuk menghidupkan sebuah bangsa. Guru jangan sampai lupa merawat tanamanya agar tanaman itu tidk kering, layu dan hingga akhirnya mati. Demikian pula dengan siswa-siswanya. Ereka memerlukan hala-hal baru, tambahan informasi, perhatian, kasih saying dan didikan yang baik.
Kedua, Ilmu yang terus berkembang. Seorang guru yang sukses harus memiliki dua kelebihan yang tidak ada pada siswa-siswanya, yakni kelebihan horizontal (pengetahuan yang luas) dan vertical (menguasai bidangnya secara mendalam). Pengetahuan merupakan seni pengenalan terhadap kehidupan dan berusaha memahaminya dengan baik melalui media audio, visual, atau audio visual. Guru yang kurang akan informasi atau kurang berteman dengan buku (membaca) lambat laun, akalnya akan mati dan begitu pula dengan ilmunya, ilmunya pun akan mati seiring  dengan berbagai permasalahan-permasalahan yang muncul. Oleh kerena itu, jangan sampai tingkatan seorang guru sama dengan anak didiknya, yang nantinya akan menghilangkan kewibawaan sebagai seorang guru.
Ketiga, Rencana yang rapi. Guru harus membuat rencana untuk kehidupan pribadinya. Hendaknya rencana itu disusun  harian dan tahunan. Harian untuk pribadi dan tahunan untuk kurikulum pengajaran. Perencanaan itu harus di rancang dalam waktu tertentu agar kehidupan tidak kacau dan agar bisa menyelesaikan mata pelajaran tepat  pada waktunya.
Keempat, Variasi kecerdasan (akal). Guru itu seperti sungai, harus memberi minum kepeda orang-orang yang kehausan, mengalir deras di setiap lembah, mengubah tandusnya akal menjadi pengetahuan yang subur dan berbunga lebat di lembah-lembah pengetahuan yang beraneka ragam. Guru harus meneladani Rosulullah saw.. Beliau itu imam sholat, pemimpin yang mahir dalam peperangan, pemimpin olitik dalam urusan ekonomi, pemikir jenius dalam mendidik jiwa manusia, guru yang tiada duanya yang menghapus kebodohan.
Guru harus menjadi orang tua bagi siswa-siswanya dalam ikatan batin, menjadi syekh dalam pendidikan rohani, menjadi guru dalam penyampaian ilmu, dan menjadi pemimpin dalam politik umum.
Kelima, Kepemimpinan yang bijaksana. Tidak hanya cukup denganmenyampaikan pelajaran saja tanpa memenuhi pendidikan yang sesungguhnya, yang bertujuan menanamkan nilai-nilai luhur anak didik. Disamping mengisi akal mereka dengan ilmu, guru juga harus memimpin mereka dengan akhlak, menanamkan pada diri siswa , keimanan kepada Allah swt.. dan kebanggaan pada islam, menanamkan pada mereka untuk menghormati kepeda yang lebih tua dan menyayangi anak kecil, dan menyiapkan mereka agar menjadi pemimpin membela agama dan tanah air. Hal itu akan terwujud apabila seorang guru berhubungan langsung dengan siswanya. Guru memberi dan mereka menerimanya.
Keenam, tidak mengenal putus asa dan tidak mengenal yang namanya lelah. Kenyataan terkadang membuat kita sedih dengan fakta dekadensi moral yang luar biasa pada generasi muda. Orang-orang yang memiliki tekat lemah, kadang menyatakan bahwa, generasi sekarang tidak bisa diharapkan lagi. Itu salah, semua itu tergantung bagaimana seorang guru berjuang, apabila berjuangnya setenga-setengah maka hasilnya pun akan setengah. Impian hari ini adalah kenyataan hari esok. Guru hanya perlu berjuang keras, bekerja keras dan berdoa keras dalam meninggikan bendera kebajikan. Tidak ada pahala yang hilang sia-sia. Biji yang anda (guru) tanam tidak akn mati begitu saja selama anda menyiramnya. Tidak ada alasan sulit bagi anda, karena Allah yang akan menolong anda.



0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes